Headlines News :
Home » » Oral Seks tak aman dari Sifilis

Oral Seks tak aman dari Sifilis

Written By Unknown on Oct 23, 2011 | Sunday, October 23, 2011

Waspada kalau anda sering ‘jajan’ atau gonta ganti pasangan. Siapa tahu pasangan anda menderita penyakit sifilis atau raja singa sehingga ketika berhubungan dengan istri, maka kumannya akan menular.

Sifilis adalah penyakit kelamin menular atau yang lebih dikenal dengan PMS (penyakit menular seksual) yang disebabkan oleh kuman treponema pallidum. Kuman yang memiliki ukuran sangat kecil ini dapat hidup hampir di seluruh bagian tubuh.
Pada umumnya, orang memiliki anggapan yang keliru soal oral seks. Oral seks juga tak aman dari sifilis. Bahayanya, orang dengan sifilis di mulut tidak memperlihatkan gejala. Luka di mulut lazim disalahartikan sebagai sariawan atau herpes. Padahal, di dalam luka itu tersembunyi kuman penyebab sifilis.
Penularan penyakit ini bisa melalui hubungan kelamin-kelamin maupun oro-genital (seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya selama masa kehamilan. Maka dari itu, bila tidak terawat, maka penyakit sifilis dapat menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung dan otak.
Penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung dari luka yang infeksius. Kuman masuk lewat kulit yang rusak, kemudian menghasilkan reaksi radang. Gejala awalnya, timbul borok atau luka pada alat kelamin, tidak nyeri, terasa keras bila diraba, dasar lukanya bening dan berwarna merah terang. Terkadang disertai rasa pusing dan nyeri tulang seperti flu yang akan hilang sendiri tanpa diobati.
Luka dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Oleh karena itu, sering terlewati karena kurang waspada, padahal kumannya masih bersarang dalam tubuh. Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tak menunjukkan gejala apapun. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung.
Wanita hamil yang terkena penyakit sifilis dapat menularkan pada janin melalui plasenta (sifilia congenital). Kuman treponema pallidum yang berada di darah ibu menembus plasenta lalu masuk ke janin pada kehamilan 10 minggu. Dengan demikian dapat terjadi kematian janin dalam kandungan, bayi lahir prematur atau meninggal setelah lahir dan lahir hidup dengan gejala sifilis dini.
Perjalanan klinis penyakit ini mempunyai beberapa stadium, antara lain stadium I atau sifilis primer, stadium II atau sifilis sekunder, laten sifilis dimana pada fase ini tidak ada gejala klinis tetapi pemeriksaan darah positif yang terjadi kurang dari 1 tahun setelah stadium primer dan sekunder.
Pada stadium awal, timbul suatu luka atau borok di kelamin yang mempunyai sifat khusus yaitu tidak nyeri, sekitar luka teraba keras, dasar luka bersih berwarna merah terang, dan hanya ada satu atau dua luka.
Pada stadium II, terdapat tanda di kulit yang muncul kurang lebih 4-10 minggu, bisa berupa bercak kemerahan di telapak tangan kaki atau di wajah (dahi), bila sembuh meninggalkan bekas berupa bercak keputihan di kulit (lekoderma sifilitika).
Dapat pula timbul kutil-kutil di kelamin, lalu di dasar mulut atau lidah timbul bercak keputihan yang menebal tidak nyeri, selain itu di kepala atau rambut terdapat kebotakan akibat rontoknya sebagian rambut yang menyebabkan kebotakan yang khas yaitu tepinya bergerigi seperti bekas gigitan serangga.
Pada stadium III, dapat menyerang jaringan otot, tulang bahkan jantung dan saraf.
Untuk memastikan penyakit ini, biasanya dilakukan pemeriksaan laboratorium. Bahan yang digunakan adalah serum yang keluar di atas luka borok yang ada dan ditemukannya kuman treponema pallidum yang berbentuk spiral dan periksa darah.
Share this article :

0 Komentar:

Total Pageviews

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. PORTAL KAMPUNGAN - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template