Tidak sedikit manusia sepanjang sejarah, dan mungkin sepanjang zaman, dihadang
pertanyaan mendasar: bisakah harta diraih melalui jalan-jalan cinta ? Pertanyaan ini
tidak saja menghadang Anda, sayapun dihadang pertanyaan serupa dulu. Tidak
sedikit manusia yang ragu, dan bahkan skeptis. Lebih menyedihkan lagi, ada yang
meletakkan harta dan cinta dalam posisi berseberangan. Bila mau harta, cinta harus
dikorbankan. Jika mau cinta, maka harta akan menjauh. Paling tidak, demikianlah
keyakinan banyak orang.
Tanpa bermaksud berseberangan dengan banyak orang, premis dasar saya agak
berbeda. Antara harta di satu sisi, dan cinta di lain sisi, tidaklah selalu berada pada
posisi berseberangan. Tidak sedikit kehidupan manusia bertutur, keduanya bisa
dilakukan secara bersama-sama. Kehidupan sejumlah orang mengagumkan bahkan
menunjukkan, harta juga bisa diraih melalui jalur-jalur cinta.
Sebut saja serangkaian kehidupan sejumlah orang yang mengagumkan seperti
Konosuke Matsushita dan Mahatma Gandhi. Yang pertama wakil kehidupan yang
tinggi di dunia material, yang kedua adalah wakil kehidupan yang tinggi di dunia
spiritual. Keduanya adalah wakil dari kehidupan di mana harta (baik material maupun
spiritual) bisa berjalan bersama-sama dengan cinta. Matsushita melalui prinsip Man
Does Not Live With Bread Alone, tidak saja membuat pemilik prinsipnya menjadi
kaya raya secara materi, tetapi juga memberikan inspirasi spiritual pada banyak
sekali kehidupan korporasi. Gandhi juga serupa, prinsip anti kekerasan tidak saja
membuat sejarah kemerdekaan India jadi legendaris, tetapi menjadi sumber air
kejernihan bagi banyak sekali perjuangan umat manusia di seluruh kaki langit. Ada
yang menyebut dua kasus di atas sebagai kebetulan yang tidak representatif. Dan
saya hargai mereka yang berkeyakinan demikian. Dan kehidupan saya maupun
kehidupan sejumlah orang lain bertutur sebaliknya.
Setiap kali pulang sekolah ketika masih kelas satu dan dua SD, saya ambil tempat
duduk kecil dan meminta Ibu duduk di sana. Sambil tersenyum Ibu duduk dan
memangku saya. Dan dimulailah kegiatan konyol yang membuat banyak sahabat
kecil saya berteriak: ‘malu, sudah besar masih menetek!’. Dan ketika Ibu masih hidup,
dan menyaksikan bagaimana saya yang memiliki banyak kekurangan ini menggapai
sejumlah ketinggian, Ibu berbisik ke saya: ‘kamu pantas sampai di tempat tinggi
dalam kehidupan, karena menetek sampai umur delapan tahun’.
Ketika itu, saya hanya menjawabnya dengan senyum, hanya untuk membahagiakan
hati Ibu. Namun sekian lama setelah Ibu meninggal, kekuatan-kekuatan cinta Ibu
tidak habis sampai ketika saya berhenti menetek. Kekuatan cinta ini menembus
batas waktu. Dalam banyak kejadian bahkan terbukti, kehidupan saya ditarik ke
tempat-tempat tinggi melalui energi-energi cinta. Salah satunya cinta almarhumah
Ibu saya.
Cerita kedua adalah cerita Rich Teerlink sebagai komandan Harley Davidson dalam
melakukan turn around. Sebagaimana kita tahu, Teerlink berhasil memutar balikkan
sejarah Harley Davidson dari produsen sepeda motor yang jadi pecundang, kembali
berdiri tegak menjadi pemenang. Sebagaimana ia tuturkan dalam buku More Than
Motor Cycle, kekuatan terbesar yang mendorongnya untuk senantiasa teguh dan
kuat mengomandani Harley Davidson adalah pesan Ibunya : ‘semua manusia pada
dasarnya sama baiknya’. Ini juga yang membuat banyak negosiasi Teerlink dengan serikat pekerja, serta negosiasi-negosiasi berat lainnya berjalan relatif lancar.
Energinya hanya satu : cinta.
Cerita serupa juga menjadi catatan hidup Lee Iacocca, Konosuke Matsushita,
Mahatma Gandhi sampai dengan Dalai Lama. Di mana, harta juga bisa digapai
melalui jalan-jalan cinta. Catatan ini mengingatkan saya pada seorang penulis jernih
bernama Chao-Hsiu Chen. Penulis buku The Bamboo Oracle serta The Body Feng
Shui ini pernah menulis : ‘Look at your own life and that your roots, your trunks, your branches
and your leaves will live as long as your character is noble. Therefore you can be lucky’. Lihatlah
kehidupan Anda. Akar, batang, cabang dan daun-daun Anda akan hidup sejauh
Anda memiliki sifat-sifat mulia. Dan karenanya, Anda juga bisa hidup penuh
keberuntungan.
Tadinya, saya pikir apa yang disebut dengan The Body Feng Shui adalah bagaimana
menyisir rambut, mengenakan pakaian, atau merawat tubuh saja. Ternyata ia lebih
mendalam : mengembangkan sifat-sifat mulia. Dan kemuliaan terakhir ini tidak saja
bisa membuat orang bisa jadi pendeta, melainkan juga bisa membuat orang hidup
penuh keberuntungan.
Sebuah tesis yang menjawab keraguan banyak orang, melalui cinta sebagai awal
dari banyak hal-hal mulia, harta juga bisa diraih dalam jumlah yang tidak terbatas.
Lebih dari sekadar meraih harta, orang-orang yang meraih harta dengan jalan cinta,
bisa meraih dua sukses sekaligus: sukses di perjalanan sukses di tempat tujuan,
sukses di dunia sukses juga di surga. Bukankah indah sekali kehidupan yang
diwarnai dua sukses sekaligus?
Anda bebas memilih, akankah dibiarkan cinta berseberangan dengan harta, atau
akan meraih harta dengan jalan-jalan cinta. Apapun pilihan Anda saya hargai. Dan
sejalan dengan Chao-Hsiu Chen melalui kearifan-kearifan bambunya yang
menyebutkan bahwa the greatest peace in modesty, the greatest modesty in silence,
ketika tulisan ini sedang dibuat saya sedang merangkum dua kontroversi ini dalam
inti sari keheningan.
0 Komentar:
Post a Comment