Ini cerita si bokek di sarang para sellers. Lagunya lagu lama: nafsu besar tenaga kurang, karena nggak sabar dollar melayang!
Saat pertama kali berkenalan dengan Google AdSense, sulit sekali
rasanya untuk bisa menahan diri agar tidak terpengaruh oleh promosi
produk-produk turunan AdSense. Produk itu bisa berupa ebooks, article script builders, paket situs AdSense Ready
atau siap pakai, tutorial video, software pendukung, dan lain-lain.
Saya yakin, perasaan ini juga menghinggapi beberapa teman yang baru
bergabung menjadi publisher adsense. Sesuatu hal yang wajar.
Namun bagi saya pribadi, dorongan itu lebih dibesut oleh rasa penasaran dan ketaksabaran. Rasa penasaran muncul karena saya pikir para Adsenser yang telah berhasil mesti punya hidden tricks dan trik itulah yang dijual. Sedangkan ketaksabaran merupakan wujud dari keinginan untuk bisa mendapatkan payment secepat mungkin.
Akibatnya apa? Isi kantong terkuras :D. Beberapa ratus dolar -hasil dari menabung dengan susah payah- melayang begitu saja. Sampai-sampai saya kena “kartu kuning” dari manajer keuangan di rumah.
Lantas apa manfaatnya membeli semua itu? Memang tak semuanya sia-sia, tapi juga tak semuanya bermanfaat. Beberapa ebooks memperpendek learning curve (kurva belajar) saya seputar Google AdSense. Sedangkan produk lain kebanyakan useless.
Belakangan saya baru sadar. Bila saja saat itu lebih sabar, kebanyakan informasi yang ada di beberapa ebook tadi dapat saya peroleh dengan cuma-cuma. Apalagi dengan akses Internet yang tak terbatas, mestinya semua itu bisa free. Saya sama sekali tidak menemukan hidden tricks dari beberapa ebooks yang saya beli. Yang ada hanyalah kompilasi dari beberapa informasi yang sebenarnya tersebar gratis di Internet. Ragam ebook pun tidak menawarkan sesuatu yang baru. Yang ada hanyalah duplikasi informasi dalam bentuk dan gaya penulisannya yang berbeda. Karena itu, (buat saya) manfaat dari membeli ebooks ini tidak lebih dari memperpendek masa belajar (baca: memperpendek masa searching di Internet). Itu saja!
Selain itu, banyak ebook dijual overpriced alias tidak sebanding dengan nilai informasi yang ditawarkan. Untuk mensiasati hal ini, saya tak pernah sungkan mengirimkan love email kepada penjualnya dan minta money back guarantee yang memang dijanjikan. Yah, demi menjaga agar dompet yang sudah kempis tidak semakin kempis. No more bokek please!
Namun bagi saya pribadi, dorongan itu lebih dibesut oleh rasa penasaran dan ketaksabaran. Rasa penasaran muncul karena saya pikir para Adsenser yang telah berhasil mesti punya hidden tricks dan trik itulah yang dijual. Sedangkan ketaksabaran merupakan wujud dari keinginan untuk bisa mendapatkan payment secepat mungkin.
Akibatnya apa? Isi kantong terkuras :D. Beberapa ratus dolar -hasil dari menabung dengan susah payah- melayang begitu saja. Sampai-sampai saya kena “kartu kuning” dari manajer keuangan di rumah.
Lantas apa manfaatnya membeli semua itu? Memang tak semuanya sia-sia, tapi juga tak semuanya bermanfaat. Beberapa ebooks memperpendek learning curve (kurva belajar) saya seputar Google AdSense. Sedangkan produk lain kebanyakan useless.
Belakangan saya baru sadar. Bila saja saat itu lebih sabar, kebanyakan informasi yang ada di beberapa ebook tadi dapat saya peroleh dengan cuma-cuma. Apalagi dengan akses Internet yang tak terbatas, mestinya semua itu bisa free. Saya sama sekali tidak menemukan hidden tricks dari beberapa ebooks yang saya beli. Yang ada hanyalah kompilasi dari beberapa informasi yang sebenarnya tersebar gratis di Internet. Ragam ebook pun tidak menawarkan sesuatu yang baru. Yang ada hanyalah duplikasi informasi dalam bentuk dan gaya penulisannya yang berbeda. Karena itu, (buat saya) manfaat dari membeli ebooks ini tidak lebih dari memperpendek masa belajar (baca: memperpendek masa searching di Internet). Itu saja!
Selain itu, banyak ebook dijual overpriced alias tidak sebanding dengan nilai informasi yang ditawarkan. Untuk mensiasati hal ini, saya tak pernah sungkan mengirimkan love email kepada penjualnya dan minta money back guarantee yang memang dijanjikan. Yah, demi menjaga agar dompet yang sudah kempis tidak semakin kempis. No more bokek please!
0 Komentar:
Post a Comment